3 November 2010

Plaza Tertua di Dunia ,Usia 5.500 Tahun




Penemuan baru sebuah plaza bundar yang dibangun 5.500 tahun lalu telah ditemukan di Peru. Para arkeolog yang terlibat dalam penggalian mengatakan penentuan tanggal karbon menunjukkan plaza itu merupakan salah satu bangunan tertua yang pernah ditemukan di Benua Amerika.
Ya, plaza atau satu bentuk alun-alun upacara telah ditemukan. Satu tim arkeolog Peru dan Jerman menemukan plaza bundar, yang disembunyikan di bawah potongan lain reruntuhan bangunan yang dikenal sebagai Sechin Bajo di Casma, 370 kilometer di sebelah utara Lima, ibukota Peru. Di dalamnya terdapat dekorasi yang menggambarkan seorang pahlawan yang memegang pisau dan piala ditemukan.
“Ini adalah temuan yang mengesankan masyarakat arkeologi dan ilmiah. Penemuan ini dapat merancang-ulang sejarah negara Peru,” ujar Cesar Perez, ilmuwan di Lembaga Budaya Nasional Peru yang mengawasi proyek itu. Sebelum temuan di Sechin Bajo, ahli arkeologi menganggap benteng kuno Peru, Caral, sebagai bangunan tertua di Amerika, dengan usia sekitar 5.000 tahun.
Para ilmuwan mengatakan Caral, yang berada dalam jarak beberapa jam dari Sechin Bajo itu adalah salah satu dari enam tempat di dunia, bersama dengan Mesopotamia, Mesir, China, India dan Mesoamerika, sebagai tempat manusia memulai kehidupan di berbagai kota besar sekitar 5.000 tahun lalu.
“Penanggalan yang dilakukan oleh ahli arkeologi Jerman menetapkannya pada sekitar 5.500 tahun,” kata Perez mengenai alun-alun yang memiliki diameter sekitar 14 meter tersebut. Temuan sebelumnya di dekat Sechi Bajo telah ditetapkan penanggalannya, yakni 3.600 tahun, dan diduga ada potongan benteng lain yang lebih tua dari plaza tersebut.

Penentuan tanggal yang dilakukan oleh pakar arkeologi Jerman memang menyebutkan sekitar 5.500 tahun. “Tapi sebagian lainnya dapat lebih tua bergantung pada hal lainnya yang ditemukan,” lanjut Perez.

Para arkeolog telah menemukan potongan lain bangunan di bawah alun-alun itu yang boleh jadi bahkan lebih tua lagi. “Ada empat atau lima plaza yang lebih dalam lagi, yang berarti bangunan tersebut dibangun beberapa kali, barangkali setiap 100 hingga 300 tahun,” ujar salah seorang arkeolog setempat.
Ratusan tempat arkeologi memenuhi Peru, dan banyak reruntuhan bangunan lain didirikan oleh kebudayaan yang mendahului kekaisaran tangguh Incan, yang mencapai puncaknya pada Abad XVI, beberapa waktu sebelum penakluk Spanyol tiba di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Peru. Terdapat sangat banyak artefak arkeologi yang memicu perampokan makam sehingga menjadi masalah luas di negara itu.
Jauh sebelumnya penemuan dekat Sechin Bajo berusia 3.600 tahun. Mereka telah sangat maju dan mengerti arsitektur serta bangunan. Ini dapat secara jelas terlihat dalam kenyataan bahwa material yang mereka gunakan bertahan sangat lama. Hal itu dikatakan Peter Fuchs, salah seorang arkeolog, kepada suratkabar El Comercio.
Tempat pertemuan sosial yang Fuchs dan rekannya temukan dibangun dengan batu dan batako. Ratusan tempat arkeologis menutup Peru, dan banyak puing dibangun oleh kebudayaan kerajaan Incan yang dulu sangat berkuasa, yang mencapai puncaknya pada abad ke-6, sesaat sebelum penakluk Spanyol datang.
Para arkeolog untuk sementara memilih tempat itu dengan kotoran untuk melestarikannya dan berencana melanjutkan penggalian lantai lebih dalam ketika mereka mendapat jaminan tambahan dana untuk meneruskan proyek tersebut. “Kami beruntung plaza tersebut tak pernah dirusak oleh perampok kuburan. Itu sebabnya mengapa kami menutupinya sekarang,” ujar Perez.

www.surabayapost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar